Tesis

Modifikasi Skor Seven Point System sebagai Prediktor Kejadian Perawatan Kembali Tidak Terencana 30 Hari pada Pasien Geriatri = Modification of the Seven Point System Score as a Predictor of 30-days Unplanned Readmissions in Geriatric Patients.

Latar belakang. Pasien lansia secara konsisten menempati peringkat pertama dalam kelompok usia yang menjalani perawatan di rumah sakit. Di Indonesia, angka perawatan kembali jauh lebih tinggi, mencapai angka 18,1–36,3% berdasarkan data yang diambil dari rumah sakit rujukan tersier. Padahal, Kementerian Kesehatan menetapkan batasan 15% angka perawatan kembali dalam 30 hari sebagai salah satu indikator dalam pemantauan dan evaluasi layanan geriatri rumah sakit. Fitriana dkk. mengembangkan skor yang berfokus pada sindrom geriatri namun mendapatkan nilai diskriminasi yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi melalui penambahan variabel lama rawat, hemoglobin, natrium, dan delirium saat perawatan untuk meningkatkan performanya. Tujuan. Untuk mengetahui apakah modifikasi pada skor seven point system dapat meningkatkan nilai diskriminasi. Metode. Studi kohort prospektif dilakukan pada Juli-September 2022. Pasien berusia 60 tahun yang dirawat di bangsal non-bedah dan ICCU direkrut untuk penelitian pada akhir perawatan. Dibuat kurva ROC dari keempat variabel yang masuk ke dalam skor sebelumnya. Pengembangan skor modifikasi dimulai dengan menentukan titik potong untuk variabel numerik sebelum dikategorikan. Kemudian, analisis bivariat dilanjutkan dengan regresi logistik dilakukan terhadap masing-masing variabel independen. Dari analisis ini, kami memperoleh sistem skor baru dengan nilai AUC yang baru. Kedua AUC yang didapat kemudian dibandingkan melalui aplikasi Medcalc. Hasil. Dari 235 subjek, didapatkan insidens perawatan kembali sebesar 32,3% (95% IK 26- 38). Faktor depresi, kadar hemoglobin, kadar natrium tidak didapatkan hasil yang bermakna pada analisis bivariat. Sementara itu, status fungsional tidak bermakna pada analisis multivariat. Kami memperoleh sistem skor baru yang terdiri dari 4 prediktor yaitu keganasan, lama rawat, nutrisi dan delirium dengan nilai C-statistik 0,835 (95% IK 0,781 – 0,880) dan uji kalibrasi Hosmer-Lemeshow yang baik. Titik potong optimal yang didapatkan adalah ≥ 8 dengan sensitivitas 90,8% dan spesifisitas 54,7%. Kesimpulan. Sistem skor yang terdiri dari keganasan, malnutrisi, lama rawat, dan delirium, memiliki nilai diskriminasi yang lebih tinggi dibandingkan skor seven point system.
Kata kunci. Lanjut usia, perawatan kembali, sindrom geriatri


Background. Elderly patients consistently placed at the first rank in the age group for hospital admission. In Indonesia, data taken from tertiary referral hospitals, the readmission rate is reaching 18.1–36.3%. In fact, the Ministry of Health has set 15% as a limit for rehospitalization rate in 30 days as an indicator in monitoring and evaluating hospital geriatric services. Fitriana et al. developed a score which focused on geriatric syndrome. However, the discrimination value of their system score was not satisfied. Therefore, it is necessary to modify it by adding the variables of length of stay, hemoglobin, sodium, and delirium during treatment to improve performance. Aim. To investigate whether modifications to the seven-point scoring system may increase the discrimination value. Method. A prospective cohort study was conducted in July–September 2022. Patients aged 60 years who were admitted to the non-surgical ward and ICCU were recruited to the study. The ROC curve is made from the four variables which included in the prior study. The development of the new score was conducted by determining the cut-off point for numeric variable before it it categorized. Then, bivariate analysis was conducted, followed by logistic regression for each independent variable. From this analysis, we derived a new scoring system with its discrimination value. Both values obtained from this study then compared using MedCalc application. Results. Of the 235 subjects, the incidence of readmission was 32.3% (95% CI 26-38). Depression, hemoglobin levels, sodium levels did not show significant results on bivariate analysis. Meanwhile, functional status was not significant in multivariate analysis. We have a new scoring system consisted of malignancy, length of stay, nutrition and delirium with Cstatistic value 0.835 (95% CI 0.781 – 0.880) with a good Hosmer-Lemeshow calibration test. The optimal cut-off point was ≥ 8 with a sensitivity of 90.8% and a specification of 54.7%. Conclusion. The score system, which consisted of malignancy, malnutrition, length of stay, and delirium, created a higher value than the seven-point system score.
Keywords. readmission, geriatric syndrome, elderly

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2022
Pengarang

Laurentius Johan Ardian - Nama Orang
Siti Setiati - Nama Orang
Ika Fitriana - Nama Orang

No. Panggil
T22573fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Penyakit Dalam.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T22573fkT22573fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Modifikasi Skor Seven Point System sebagai Prediktor Kejadian Perawatan Kembali Tidak Terencana 30 Hari pada Pasien Geriatri = Modification of the Seven Point System Score as a Predictor of 30-days Unplanned Readmissions in Geriatric Patients.

Related Collection